Tita Dewi Utara

coretan kisah hidup dalam untaian aksara

Perjalanan seru di Hongkong, China dan Macau

2 Comments

Malam itu, tak sedetikpun mataku terpejam. Jadwal keberangkatan travel dari Blitar menuju Bandara Juanda memang jam 01.00 tengah malam. Meski sudah sangat mengantuk, mata ini tak berani kupejamkan walau hanya sejenak. Kulihat kembali semua perbekalan yang dibawa. Satu kopor berisi beberapa pasang pakaian dan perlengkapan mandi, kosmetik, 2 kaleng shake lengkap dengan shakernya, beberapa botol pil nutrisi dan 5 buah cup mie. Satu tas ransel kuisi dengan botol minum, head set dan beberapa jenis makanan kecil.

Akhirnya jam 00.30, sopir travel menjemputku. Syukurlah akhirnya selama perjalanan aku bisa tertidur sampai akhirnya sopir membangunkanku karena sudah sampai Surabaya tepat jam 04.00 subuh. Ternyata di sana sudah ada beberapa teman dari Probolinggo, Malang, Kediri dan Surabaya. Ya, kami semua akan pergi ke Macau menghadiri Herbalife University yang diadakan di Macau selama beberapa hari. Tentu saja aku merasa senang sekali bepergian bersama teman-teman karena selama 5 hari selain ke Macau, kami juga akan singgah di Hongkong dan China.

 

Dengan menumpang pesawat Cathay Pasific CX 781, jam 08.15 pagi kami terbang ke Hongkong. Sesampainya di Hongkong, kami semua naik MRT menuju pelabuhan Chukong. Dari sana, ternyata kami harus menaiki Turbo Jet menuju Shenzen. Sebetulnya aku trauma mengendarai kapal laut karena mudah mabuk. Ombak yang kadang besarnya tak terduga kadang membuat kapal seolah oleng hendak jatuh membuatku pusing. Ditambah lagi bau amis laut semakin membuat aku mual. Untunglah ternyata kapal yang kunaiki ternyata berbeda dengan pernah kunaiki di Indonesia. Dengan kecepatannya yang tinggi, Turbo jet ini membuat goncangan kapal lebih stabil dan tidak terasa goncangannya meskipun saat itu ombak cukup besar. Syukurlah, aku tiba di pelabuhan Shenzen tanpa mabuk sama sekali hehe…

 

Hal pertama yang dirasakan ketika sudah sampai di Shenzen adalah lapar!. Ya, rupanya perjalanan yang cukup melelahkan tadi membuat cacing-cacing di perut menjerit juga kelaparan.  Kami bersorak senang ketika panitia membawa bis yang kami tumpangi ke Restoran Bao Qing Mansion. Wooww ternyata menu makan siang itu adalah Bebek Peking, Ayam Kung Pao, Ikan Saus Asam Manis, Ca sayuran, Kerang Soun dan Sup Kepiting hmm… Tak perlu nunggu lama, semua hidangan lezat itu sudah berpindah tempat ke perut kami.

Malam itu aku bermalam di Felicity Hotel d Shenzen. Karena kelelahan, langsung saja kami tertidur dengan pulasnya. Besoknya setelah breakfast, kami semua mengunjungi musium giok. Disana dipajang aneka macam barang yang terbuat dari giok, yang harganya sudah tentu sangat mahal.

Setelah makan siang, kami mengunjungi Windows Of The World. Sebuah taman yang sangat luas, dimana miniatur bangunan khas seluruh negara ada di sini seperti Candi Borobudur, Menara Pisa, Piramida dll. Tempatnya sangat luas banget dan lumayan bikin kaki pegal kalau jalan kaki mengelilinginya. Nah disana kita bisa mengelilingi taman tersebut mengendarai kereta dengan membayar tiket seharga 20 yuan saja.  

  

Puas mengendarai kereta, kami semua menonton pertunjukkan tarian yang sangat spektakular di Impresson Theater. Pertunjukkan tarian yang disajikan begitu luar biasa. Perpaduan dari tarian yang indah, aksi akrobat yang mendebarkan, sinar laser dan sound sistem yang sempurna betul-betul membuat kami semua terpukau dan puas menontonnya.

Satu wahana yang tidak boleh dilewatkan adalah naik kereta gantung ke gunung yang tiketnya seharga 50 Yuan. Dengan antusias aku menaiki kereta tersebut, meskipun sebetulnya agak sedikit ngeri karena kereta gantung tersebut terkesan minim pelindungnya. Begitu kereta merangkak menuju puncak gunung tertinggi, aku tidak berani melihat ke bawah saking takutnya. Ternyata ada beberapa temanku yang lebih parah lagi. Begitu palang pengaman kereta terpasang dan kereta gantung merangkak naik, dia ketakutan teriak-teriak histeris dan menangis minta diturunkan. Tentu saja kami semua tertawa tertawa geli karena hal itu tidak mungkin dilakukan.

Jalan-jalan mengelilingi Windows of The World, naik kereta api, nonton theater dan naik kereta gantung tentu saja membuat perut kami sudah lapar lagi. Untunglah ternyata setelah itu bis menuju Tian Yi Ge Restaurant untuk makan siang.

Siang itu kami menuju Zuhai. Nah, inilah saat yang ditunggu oleh para kaum perempuan karena kami menuju sebuah pusat perbelanjaan di Zuhai yang barangnya sangat murah-jutabisa semua uang dibelanjakan disini hehe..

Aku sendiri membeli beberapa buah dompet dan tas lipat sebagai oleh-oleh. Ada juga teman yang membeli gantungan kunci. Bahkan temanku yang dari Surabaya ada yang membeli koper yang berukuran setengah pintu karena harga koper tersebut sangat murah dan terlihat bagus. Alhasil setelah dari Zuhai, koper kami rata-rata ‘beranak pinak’ penuh dengan berbagai oleh-oleh.

Malam itu di Zuhai, kami menginap di 2000 years hotel. Keesokan paginya kami mengendarai kapal laut dan menyeberang ke pulau Macau. Disanalah tempat Herbalife University diadakan. Di Macau kami menginap di hotel terbesar dan termewah di sana yaitu Venetian Hotel. Melihat hotelnya saja, aku sampai berdecak kagum karena hotel tersebut berada di sebuah pusat perbelanjaan dan sekaligus juga pusat perjudian terbesar di Macau.

Kamar yang kutempati berada di lantai 14. Ruangan dengan gaya Victorian Style itu sungguh sangat mewah. Dua buah bed dobel didesain bagai peraduan untuk raja dan ratu, kamar mandi yang seluas kamar tidur, ruang tamu dan beberapa buah sofa besar yang sangat empuk. Seluruh lantai kamar dilapisi dengan karpet yang sangat tebal dan empuk. Dari informasi yang kuterima kamar yang kutempati bertarif  6  juta per hari. Kamar itu ditempati oleh empat orang. Rasanya melihat kamar seindah itu membuat kami betah sekali tinggal di kamar sampai untuk bangunpun rasanya mata susah untuk dibuka hehe..

 Masalah lain muncul disini. Perjalanan kami sebelumnya ditangani oleh sebuah biro perjalanan tetapi hanya sampai di Hongkong dan China saja. Di Macau, kami harus mengurus sendiri semua keperluan makan kami kecuali kendaraan. Tentu saja kami semua kelabakan karena ternyata di Macau, mencari makanan yang halal sangat sulit. Perbekalan Pop Mie yang kubawa juga sudah habis sedangkan perut sudah sangat melilit kelaparan.

Temanku rata-rata enggan keluar sendirian untuk mencari makanan sendiri. Mereka takut nyasar di tempat yang sangat luas seperti ini. Tetapi tentu saja itu tidak berlaku buatku yang tukang keluyuran. Aku menjelajah tempat tersebut sendirian berbekal kamera yang selalu kukalungkan di depan dada. Aku mencari sendiri barangkali ada foodcourt di sekitar sini. Salah satu yang jadi kendala juga adalah rata-rata petugas sekuriti disana tidak bisa berbahasa Inggris, mereka hanya menggunakan bahasa Cina. Tentu saja itu agak menyulitkan untuk berkomunikasi.

Setelah berkeliling ke berbaga tempat akhirnya aku menemukan sebuah Food Court yang sangat lengkap. Aku berjalan dari satu stand ke stand yang lain, berharap akan menemukan stand yang menjual makanan halal. Sayang sekali rata-rata makanan disana menjual makanan berbahan dasar babi. Bahkan Star Bucks yang kutemui itu juga menjual Burger yang isinya ham dari babi. Diantara semua stand, aku melihat ada resto “Rasa Sayange” yang menjual makanan melayu. Tentu saja aku sangat gembira karena dari namanya yang berbahasa Melayu pastilah yang dijual makanan halal. Untunglah disana dipajang menu yang ditulis di sebuah banner sehingga aku bisa membaca aneka makanan yang dijual. Sayang sekali di baris akhir aku membaca menu yang dijual adalah Minced Pork Noodle. Ternyata bukan resto halal. Kakiku sebetulnya sudah capek sekali berjalan berkeliling disana. Beberapa temanku meneleponku dan bertanya apakan aku sudah menemukan resto halal, tapi sayang aku belum menemukannya.  Mereka mempercayakan pencarian makanan kepadaku karena menurut mereka aku berpengalaman dalam hal mengetahui menu-menu masakan dalam bahasa Inggris.

Aku hampir saja putus asa, tetapi tidak sengaja aku melihat resto India di tengah keramaian. Dengan bergegas aku menuju kesana dan membaca menu makanannya dengan teliti. Tentu saja mereka tidak menjual makanan dari babi bahkan mereka juga tidak menjual makanan berbahan daging sapi karena dianggap suci. Mereka hanya menjual menu berbahan dasar Ayam. Akhirnya aku memesan satu paket makanan yang terdiri dari Nasi Biryani dan Chicken Curry beserta acar pelengkapnya. Tak lama kemudian teman-temanku datang. Kamipun makan nasi yang kupesan beramai-ramai. Lucunya teman-teman Herbalife dari berbagai daerah lain, ikut memesan makanan tersebut setelah mereka tahu bahwa itu satu-satunya resto halal di foodcourt itu. Alhasil, resto India itu mendadak berjubel dipenuhi pembeli, sementara resto lainnya lengang.

Keesokan harinya kami semua mengikuti Herbalife University dimana seluruh member Herbalife dari semua negara Asia berkumpul. Kami pun saling berkenalan dengan peserta dari negara lain. Setelah 2 hari mengikuti Herbalife University, akhirnya di hari ke 3 kami harus berkemas untuk pulang.

Sebetulnya kam semua masih ingin berjalan-jalan disana tetapi tentu saja keluarga di rumah sudah menanti kedatangan kami. Dari Macau kami semua menuju bandara Hongkong dan kembali menumpang pesawat Cathay Pasific menuju bandara Juanda. Senang sekali karena ternyata di bandara semua anak-anakku ikut menjemput. Kami pun berjalan-jalan sebentar di Surabaya sebelum akhirnya kembali pulang ke Blitar. Perjalanan selama di China, Hongkong dan Macau memang cukup melelahkan. Tetapi tentunya juga cerita selama disana menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan sungguh indah untuk dikenang.  

#Tugaske10ODOP Kelas Fiksi

#Tantangantulisanguebanget

   

Simpan

Simpan

Author: terminalceritaku

Aku adalah seorang ibu dari tiga orang putra yang mulai menekuni dunia literasi setelah kehilangan Reza, putra sulung yang sangat kucintai. Berbagai coretan puisi dan cerpen disini merupakan curahan hati kerinduaku. Hobiku adalah membuat aneka kue dan memasak, semata-mata merupakan perwujudan cintaku pada keluarga. Selain itu, hobiku menyanyi adalah merupakan cita-cita yang sejak dulu terpendam dan tak pernah terwujud. Sekarang, aku sudah cukup bahagia menjadi seorang penulis, koki sekaligus penyanyi di rumah :)

2 thoughts on “Perjalanan seru di Hongkong, China dan Macau

  1. Wahh seruuh. Perjalanan kapan itu, Teh?

    Like

Leave a comment